Friday, March 24, 2017

Senyuman dan Jawaban Brilian dari Djarot Sore Ini Menampar Sandiaga Uno yang Super Kaya


Belum berakhir! Polemik adu argumen antara calon wakil gubernur nomor urut 3 Sandiaga Uno dan wakil gubernur petahana Djarot Saiful Hidayat kembali berlanjut. Setelah disindir tidak ngerti tentang orang super kaya tadi pagi, kini Djarot kembali merespon pernyataan Sandiaga. Namun sangat berbeda sekali kualitasnya, Djarot merespon dengan senyuman dan jawaban brilian kepada Sandiaga yang merasa dirinya super kaya itu. (Baca juga tulisan saya sebelumnya: Sindir Balik Djarot dan Bawa-bawa Kekayaan, Sandiaga Uno Najis dan Sombong Sekali)


Bagi yang mungkin pagi hari ini bangun kesiangan sehingga tidak tahu tentang apa yang terjadi, saya akan ulangi sedikit ya. Polemik ini dimulai ketika Sandiaga meminta kepolisian untuk menunda pemeriksaan atas dirinya pada Selasa 20 Maret 2017 kemarin untuk kasus dugaan tindak pidana penggelapan pejualan lahan. Bukannya memberikan contoh yang baik dengan datang memenuhi panggilan polisi, calon wakil gubernur ini malah menggunakan alasan kampanye untuk meminta penundaan pemeriksaan kepada aparat yang berwenang.

Djarot lalu menyindir Sandiaga dengan membandingkan sikapnya dengan sikap Gubernur DKI Jakarta non-aktif Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang tidak pernah mangkir dari persidangan setiap hari Selasa. Tidak terima disindir demikian, Sandiaga pagi hari ini malah dengan sombongnya menyindir Djarot yang tidak paham kasus perseteruan orang super kaya. Mari kita baca ulang komentar-komentar kedua tokoh ini dalam 2 hari ini.


Penjelasan Sandi

“Satu supaya tidak dipolitisasi. Kedua, ini kasus dua orang berseteru. Enggak ada hubungan dengan warga Jakarta,” kata Sandiaga di Kramat, Jakarta Pusat, Selasa (20/3/2017).

“Setelah tanggal 19 April saya akan penuhi panggilan tersebut. Tapi apa pun keputusannya, saya akan patut dan taat dengan hukum,” kata Sandiaga.

Komentar Djarot

“Pak Ahok itu lho setiap Selasa masih disidang, enggak pernah mangkir, taat pada hukum ya enggak,” ujar Djarot di Kebon Jeruk, Selasa (21/3/2017).

“Ya (kegiatan) semuanya juga padat,” ujar Djarot.

“Pak Ahok karena tekanan massa seperti itu tetap diproses ya, setiap Selasa dia sebagai pesakitan atau terdakwa,” ujar Djarot.

Sindiran Balik Sandiaga
“Ini perseteruan dua orang super kaya. Mungkin Pak Djarot enggak ngerti kasusnya, kasihan juga komentar sesuatu hal yang dia tidak mengerti,” kata Sandiaga di Recapital Building, Melawai, Jakarta Selatan, Selasa (21/3/2017).

“Sebagai warga negara, saya komit dan patuh terhadap hukum. Kami hormati proses hukumnya dan tunggu jawaban dari kepolsian boleh gak tunggu (tunda) kasus ini,” ujar Sandiaga.

Respon Terbaru Djarot yang Brilian

“Jelas saya enggak mengerti, kan bukan kami yang berseteru. Maka, supaya semua orang mengerti perseteruan dua orang super kaya itu, ya datang dong (saat dipanggil polisi),” kata Djarot di Sunter Agung, Jakarta Utara, Rabu (22/3/2017).

“Berarti memang ada masalah kalau seperti itu,” ujar Djarot.

“Saya angkat topi Pak Sandiaga sukses, punya integritas, sehingga kini menjadi pengusaha yang super kaya,” kata Djarot terkait pernyataan Sandiaga bahwa kasus itu menyangkut orang super kaya.



Respon Djarot Sangat Brilian!


Luar biasa Pak Djarot! Saya padamu Pakkkkkkk! Suka banget deh saya dengan jawaban Pak Djarot sore hari ini. Respon beliau atas sindiran sombong dari Sandiaga Uno ternyata sangat adem dan mendidik. Tidak menggunakan embel-embel merasa dirugikan dan Pak Djarot tidak juga bermain menjadi korban (playing victim).

Pak Djarot tidak menjawab dengan wajah menyeramkan seperti ketika biasanya wajah Anies Baswedan dikritik ketika debat pasangan calon beberapa bulan yang lalu. Djarot memulai jawabannya dengan senyuman seperti diceritakan oleh wartawan kompas.com dalam tulisannya, yang bagi saya mencerminkan kejernihan hatinya yang tidak memendam kebencian atau permusuhan.

Dengan elegan juga Djarot menyatakan bahwa membuat orang mengerti tuh dengan cara hadir ke pemeriksaan polisi, jelaskan dong ke polisi saat diperiksa. Lalu setelah itu kan polisi mungkin juga akan lalu memberikan sedikit penjelasan kepada masyarakat ketika ditanyai oleh wartawan. Pada akhirnya, masyarakat dapat sedikit tahu tentang apa argumen dan pembelaan terlapor Sandiaga Uno ini.

Tidak mau datang ketika dipanggil polisi, tapi teriak-teriak takut dipolitisasi. Lalu, ketika dipertanyakan oleh orang malah menyindir orang tidak ngerti urusan orang kaya. Kalau tidak Anda jelaskan duduk permasalahannya ke polisi atau adakan konferensi pers sekalian, bagaimana orang lain yang tidak ada sangkut pautnya mau mengerti? Menyindir orang tidak mengerti tapi diri sendiri tidak mau menjelaskan. Logikanya dimana coba?

Djarot Juga Cerdas dalam Perkataannya Sore Ini

Pak Djarot memang tidak menyerang balik, tapi beliau cukup cerdas dengan malah memuji Pak Sandiaga yang merupakan pengusaha sukses yang super kaya, namun ditambahkan kata “berintegritas”. Respon yang menurut saya sangat santun dan mendidik sekali dari seorang Djarot Saiful Hidayat.

Kalau memang Sandiaga merasa berintegritas, mungkinkah Anda melakukan penggelapan penjualan lahan? Kalau tidak mungkin dan tidak merasa telah melakukannya, datang dong hadapi pemeriksaan polisi! Kalau tidak berani datang dengan berbagai alasan, apalagi alasan tidak masuk akal karena ingin kampanye meskipun faktanya sudah mengunjungi 267 kelurahan sejak November 2016 lalu, apakah orang ini benar adalah pengusaha sukses super kaya yang berintegritas?

Selain mendidik masyarakat tentang cara berpikir yang logis dan cara berkomentar yang baik, Djarot pun lalu sekaligus menyatakan keraguannya atas sikap Sandiaga Uno yang mengaku tidak bersalah tapi meminta ditunda pemeriksaannya, yang memang aneh dan tidak masuk akal.

Saya pun juga merasakan hal yang sama. Kalau tidak salah harusnya buktikan dong! Bukannya mencari-cari pembenaran untuk menunda, apalagi playing victim dengan menyatakan bisa dipolitisasi. Kalau sikap Sandiaga seperti ini, lalu orang kan jadi bertanya-tanya sebenarnya ada apa? Berarti memang ada bau amisnya di kasus ini ya? Kalau tidak ada, kenapa takut? Ahok saja tidak takut menghadapi cobaan kepada dirinya.

Logika saja ya, kalau memang tidak ada bau amis, kenapa takut membuka diri? Kalau tidak ada bau bangkai, kenapa harus menutup pintu (pemeriksaan)? Apalagi Anda kan politisi Pak Sandiaga, dan bahkan politisi yang ingin dipilih orang rakyat. Harusnya Anda buktikan kepada rakyat dong bahwa Anda tidak bersalah dan layak untuk dipilih. Ya nggak sih?

Penutup

Ingin menjadi pemimpin tuh harus mendidik masyarakat dong. Jangan koar-koar takut dipolitisasi, seperti ****** cengeng yang mencari-cari alasan ketika dirinya takut untuk menyeberang sungai saja. Heran banget deh sama Sandiaga Uno ini. Kalau memang tidak merasa telah melakukan penggelapan penjualan lahan, hadapi dong dengan jantan seperti Pak Ahok!

Suka sekali saya dengan perkataan Pak Djarot ini! Tidak sombong dan tidak norak seperti perkataan Sandiaga pada pagi hari ini. Berbeda sekali ya memang kualitas kedua calon yang berkompetisi di Pilkada DKI Jakarta 2017 ini.

Rakyat Jakarta yang memilih nomor 3 karena ganteng, masih menganggap Sandiaga Uno ganteng? Aduh! Pak Djarot lebih ganteng kepribadian dan kedewasaannya dari Sandiaga!

Rakyat Jakarta yang memilih nomor 3 mata biologis dan mata hatinya ditaruh kemana ya? Masih sehat kan?

Dari sebatang pohon yang ingin berdiri kokoh dan tegar di tengah badai dan topan…

0 comments:

Post a Comment